Monday, February 1, 2016

Kapan Acara Televisi Di Indonesia Lebih Sehat?

IBC - Pertama kali mendengar kata "Sinetron" apa yang pertama kali shobat IBC rasakan? Berbunga-bunga, muak, senang, marah atau ada perasaan yang berbeda layaknya ketika cowok memandang cewek cantik saat pertama kali bertemu? Mungkin akan berbeda-beda ya tanggapan shobat IBC.

Televisi di Indonesia sudah tidak sehat, artis-artis Indonesia sudah menjelma menjadi artis-artis yang sepertinya sudah tak lagi "berpendidikan" contohnya adalah saat kita menonton acara "komedi" yang sejatinya untuk menghibur penontonnya malah menjadi tempat "membully" partnernya saat melawak. menggunakan kekurangan partnernya sebagai bahan candaan. Sungguh pemberian contoh yang sangat-sangat tidak baik untuk generasi selanjutnya.

Komisi Penyiaran Indonesia atau yang biasa disebut dengan KPI masih seperti sebuah organisasi yang tak memiliki wewenang dalam menutup acara-acara tak berbobot di Indonesia. KPI menurut saya masih "loyo" dalam menindak acara-acara tak bermutu yang ada di Indonesia. Sejenak mari kita renungkan beberapa tayangan televisi "kebanyakan" di Indonesia, sinetron, ftv, berita, komedi, musik alay, talkshow.

Mari kita bahas dari sinetron terlebih dahulu kembali ke topik pembuka tadi, beberapa waktu lalu saya ngobrol dengan keponakan saya yang umurnya 17 tahun, dia sering menonton sinetron Anak Jualan eh Anak jalanan dink" apa yang dilihat olehnya? Yang pertama Ceweknya cakep-cakep, kedua motornya bagus-bagus, ketiga ada tawurannya dan terakhir ada balapannya. Bagaimana pak/bu/kak kalau punya saudara yang masih muda yang sudah berpikiran seperti itu? Hanya bisa mengelus dada mendengar jawaban seperti itu dan berdoa "Tuhan, jika nanti anak saya lahir, semoga anak saya lebih mengutamakan pendidikan dan ilmu pengetahuan yang baik bukan ilmu pengetahuan seperti sinetron yang bertebaran di Indonesia saat ini, dan kelakuan-kelakuan artis yang memberi dampak buruk terhadap anak saya"  seperti itulah respon yang keluar dari dalam hati.

Selanjutnya kita bahas tentang berita, berita-berita di Televisi Indonesia bikin eneg. Gimana tidak eneg coba perhatikan beberapa stasiun Televisi yang berinisial M, K, T yang katanya Televisi Berita Indonesia berapa kali Anda akan melihat berita yang sama dalam sehari? sekali, dua kali, tiga kali atau sampai sepuluh kali? Eneg ga lihat "Berita Usang" tersebut? Selain itu, berita yang dimuat Kriminal, Korupsi, Partai, Musibah, Perang ah selalu monoton topiknya itu-itu saja. apakah tidak ada berita lain yang lebih memberikan wawasan yang membuat kita semakin cinta dengan Indonesia? Contohnya adalah berita prestasi anak putra Indonesia, anak kelahiran Indonesia yang sukses di luar negeri, tips sukses dalam berbisnis secara sehat dan lain sebagainya. Seharusnya bisa donk memberikan berita-berita seperti yang terakhir di sebutkan, bukan serentak memberikan berita dari Stasiun Televisi A s/d Z memberikan kabar yang sama dan ditayangkan berulang-ulang.

Gosip atau bahasa kerennya Infotainment, masih hangat saat pasangan suami istri baru nikah sampai lahiran dan sekarang kehidupan keluarganya di tayangin secara exclusive di salah satu televisi Indonesia. hmm, satu pertanyaannya "Kenapa ga sekalian waktu tidur, waktu bertarung, waktu mandi tidka di tayangkan juga? Jika ingin mengetahui kehidupan artis tersebut secara dekat harusnya kan semua katifitasnya di Live in. Haha, sebuah pemikiran yang semakin kaca" Balik ke topik infotainment alias gosip? pertanyaannya adalah "Apa manfaat dari menonton gosip dan infotainment? terus apa manfaat menjadikan sebuah berita tentang prostitusi artis yang ditayangkan terus-terusan?" Mungkin kita tidak harus bertanya pada FPI untuk menanyakan manfaat acara tersebut, kita bisa menilai bahwa acara tersebut tak lain adalah sangat tidak bermanfaat. Isi gosip hanyalah "kabar yang sangat tidak bermanfaat bagi para penontonnya".

Talkshow, sekarang banyak talkshow yang dari awalnya bagus, menjadi "talkshow sampah", awalnya beberapa talkshow di Indonesia sudah membawa perubahan, kan tetapi, ujung-ujungnya adalah "money oriented", jadi acara diselipin beriklan ria dengan alasan "karena iklan lah yang membuat kita dapat membayar narasumber, presenter, kru dll"  padahal, tanpa mengiklankan di tengah acara pun, hanya cukup dengan banner, dipasang di monitor yang biasanya ada dibelakang sudah cukup, tak perlu melakukan demo ini itu untuk mengiklankan. sudah cukup muak dengan adanya iklan yang terlalu berlebihan.

Komedi. Jika pada tahun 90-an rentang waktu 1980 - 1997, komedi di Indonesia adalah benar-benar komedi yang membuat kita sebagai penonton tertawa dengan ikhlas dengan konten yang benar-benar lucu. Era Warkop DKI, Ngelaba, Srimulat (versi pertama bukan Srimulat 2015), Alm. Basuki, Alm, Taufik Savalas, dan komedian-komedian lainnya yang sudah dipanggil Tuhan Yang Maha Esa mereka memberikan acara komedi yang bener-bener lucu secara konten tanpa mencela, membully partnernya dalam melakukan komedi.

Lantas, kapan acara di Indonesia ini sehat? Mungkin bila KPI lebih tegas dan bukan hanya mempermasalahkan "belahan dada, cium, peluk" mungkin acara televisi akan lebih baik. Selain kesehatan tayangan-tayangan pertelevisian di Indonesia yang diperbaiki, tapi cara pikir anak muda Indonesia juga harus diperbaiki. Jangan hanya memikirkan "aku jomblo, aku belum nikah, aku pengen pacaran, aku belum pernah tidur dengan lawan jenis". Anak muda Indonesia harus cerdas dalam menerima tayangan televisi. Contoh saja Amerika, sinetron di Amerika lebih ganas, seperti The F***, A****, G*** ** **** (di sensor agar tidak di cari sama ABG bau kencur) yang isinya bisa peluk cium bahkan adegan "itu". Tapi, jika kita pintar dalam menerima sebuah tayangan, maka kita kan jauh dari pikiran "Kapan aku bisa ciuman dengan lawan jenis seperti adegan tadi, Aku pengen balapan seperti adegan tadi dan lain sebagainya".

Selama Indonesia masih menikmati acara-acara "Sampah", maka selama itu pula Televisi di Indonesia akan membawa "KEBODOHAN"  untuk para penontonnya. Jadilah penonton yang pintar, jadilah masyarakat yang bisa memfilter tayangan yang cocok untuk Anak/cucu Anda dirumah. "Jauhkan Sinetron dan acara-acara sampah dari anak dan cucu Anda dari sekarang, semakin sering Anda menonton acara sampah, semakin bodoh anak dan cucu Anda"

Semoga dengan adanya postingan ini kita merubah cara menonton Televisi di Indonesia. Agar kedepannya televisi Indonesia lebih baik untuk mencerdaskan anak cucu kita. Sinetron boleh, tapi tayangnya tengah malam jangan saat anak 5 - 17 tahun terbiasa menonton acara seperti ini. Bila ingin menonton Sinetron pastikan tidak ada Anak-anak di sebelah Anda.

0 comments:

Post a Comment