IBC - Apapun namanya, depresi, galau maupun stres sangatlah berbahaya bagi kesehatan. Apalagi sebuah studi mengatakan kondisi mental ini bisa menyebabkan jantung Anda berisiko sakit-sakitan juga.
Secara rinci studi asal UK ini mengatakan pria yang mengalami gangguan mental, termasuk depresi, gelisah dan schizophrenia lebih rentan mengalami penyakit jantung koroner. Demikian dikutip dari Men's Health, Rabu (18/12/2013).
Dalam studi ini partisipan yang didiagnosis dengan gangguan mental tersebut dilaporkan mengalami peningkatan risiko sakit jantung hingga 53 persen. Bahkan jika kondisi mentalnya begitu serius hingga harus dibawa ke rumah sakit maka risiko makin bertambah, yaitu mencapai 134 persen.
"Tapi tampaknya ini bukan semata karena adanya zat tertentu dalam otak, namun lebih kepada gaya hidup yang tampaknya memainkan peran signifikan. Pasalnya orang-orang yang memiliki gangguan mental cenderung merokok, selain mempunyai pola makan yang buruk dan kurang berolahraga," terang peneliti Catharine Gale, Ph.D.
Namun, lanjut Gale, tak menutup kemungkinan memang ada kaitan langsung antara jantung dengan otak. Gangguan mental yang terjadi secara terus-menerus mempengaruhi perkembangan 'atherosclerosis' di mana deposit lemak menumpuk di dalam arteri dan mendorong terjadinya penggumpalan darah.
Untuk itu Gale menyarankan jika seseorang mengidap gangguan mental tertentu, entah itu penyalahgunaan obat-obatan maupun alkohol, schizophrenia, depresi, gangguan bipolar ataupun yang lainnya maka jangan pernah diabaikan begitu saja. Berbagai metode pengobatan, baik itu konseling maupun konsumsi obat-obatan tertentu, dapat menjaga kesehatan mental dan fisik Anda.
Kecuali untuk obat-obatan tertentu, Gale memperingatkan agar Anda harus tetap waspada. "Memang ada yang mengatakan penggunaan antidepresan dapat mengurangi risiko kardiovaskular, tapi ada juga studi yang membuktikan jika obat antipsikotik tertentu bisa menambah risiko jantung Anda karena obat ini menambah berat badan, mengakibatkan dyslipidaemia (jumlah lemak yang abnormal dalam tubuh) dan gangguan pada metabolisme glukosa," katanya.
Jika tidak Gale meminta setiap orang untuk aktif berkonsultasi dengan dokternya, misalnya ketika mengganti obat, terutama yang efek sampingnya lebih sedikit dari obat sebelumnya.(DTK/IBC)
0 comments:
Post a Comment